Thursday, April 5, 2012

Pada saat ini pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia berkembang sangat pesat. Kita semua menyadari bahwa betapa pentingnya penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional yang digunakan hampir di seluruh dunia. Orang menggunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain di belahan dunia ini. Mereka menggunakannya sebagai bahasa pengantar untuk memahami ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pada dasarnya bahasa adalah alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan. Di sini bahasa Inggris merupakan bahasa asing pertama di Indonesia yang dianggap untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bahasa merupakan wahana komunikasi antar manusia yakni bahasa digunakan sebagai proses transmisi pesan dan merupakan kode yang penggunaannya ditentukan bersama oleh warga suatu kelompok atau masyarakat. Karenanya bahasa disebut berdimensi sosial. Ini berarti bahwa bahasa merupakan aspek kehidupan sosial manusia.

Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Penilaian kelas merupakan bagian dari penilaian internal (internal assessment) untuk mengetahui hasil belajar peserta didik terhadap penguasaan kompetensi yang diajarkan oleh guru. Tujuannya adalah untuk menilai tingkat pencapaian kompetensi peserta didik yang dilaksanakan  pada saat pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran.

Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran.

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai  bagian integral dari kurikulum sekolah atau madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling  berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.

Di samping itu, untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri, khususnya pelayanan konseling ditujukan guna pengembangan kreativitas dan karir. Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.

Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling difasilitasi atau dilaksanakan oleh konselor, dan kegiatan ekstra kurikuler dapat dibina oleh konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangnya. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler dapat megembangankan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.  Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.

Keterampilan baca-tulis merupakan modal utama bagi murid. Dengan bekal kemampuan baca tulis, murid dapat mempelajari ilmu lain; dapat mengkomunikasikan gagasannya, dan dapat mengekspresikan dirinya. Kegagalan dalam penguasaan keterampilan ini akan mengakibatkan masalah yang fatal, baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, maupun untuk menjalani kehidupan sosial kemasyarakatan. Namun, modal utama yang penting ini, masih belum merata dimiliki para murid. Banyak murid yang masih belum dapat membaca dan menulis.

Sementara itu, para guru masih berkutat tentang bagaimana membuat metode mengajar baca-tulis yang cepat pada siswa. Di sekolah dasar antara siswa yang telah dan belum mampu membaca dan menulis dibedakan dengan siswa yang belum mampu membaca dan menulis. Kecenderungan tersebut misalnya tampak dengan adanya pengelompokan anak yang sudah dan belum pandai membaca dan menulis. Perlakuan itu menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian orang tua, karena anaknya ditempatkan dalam kelompok yang belum pandai membaca dan menulis. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat, tumbuh kecenderungan baru berupa pengajaran baca-tulis melalui pendekatan yang baru bagi siswa kelas rendah supaya mereka bisa mengikuti materi pelajaran dengan lancar.

Pada pembelajaran bahasa di tingkat sekolah dasar sangat mengandalkan penggunaan metode-metode yang atraktif dan menarik. Pembelajaran yang menarik akan memikat anak-anak untuk terus dan betah belajar. Apabila siswa sudah tertarik dengan pembelajaran maka akan dengan mudah meningkatkan prestasi siswa dalam bidang bahasa. Di sebagian siswa, pembelajaran bahasa sangat membosankan karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang menarik sehingga secara tidak langsung siswa menjadi lemah dalam penangkapan materi tersebut. Penulis sebagai guru taman kanak-kanak sangat merasakan problem pembelajaran yang terjadi selama ini.

Wednesday, April 4, 2012

Pendidikan Taman Kanak-Kanak bertujuan untuk membantu meletakkan dasar kearah pengembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Sebagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut, anak didik di mulai diberi pendidikan secara berencana dan sistematis, agar pendidikan yang diberikan lebih bermakna dan berarti bagi anak didik. Namun demikian Taman Kanak-Kanak tetap merupakan lembaga pendidikan yang menyenangkan karena dapat memberikan rasa aman, nyaman, dan menarik bagi anak didik serta mendorong keberanian dan merangsang untuk bereksplorasi atau menyelidiki serta mencari pengalaman baru untuk perkembangan dirinya secara optimal.

Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang baik, sarana sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar. Anak akan terasa jenuh apabila pembelajaran yang berlangsung hanya disampaikan lewat tanya jawab, bercerita, ataupun bercakap-cakap. Anak pasti akan cepat-cepat minta istirahat, merasa capek atau juga merasa mengantuk. Dari beberapa pengalaman tersebut, maka alangkah baiknya apabila dalam pembelajaran yang disampaikan seorang guru menggunakan metode yang cocok dan menyenangkan untuk anak, mengingat masa kanak-kanak merupakan masa belajar sambil bermain sehingga suasana yang menyenangkan sangat diharapkan oleh para peserta didik.

Kurangnya ketahanan pribadi dalam belajar matematika dapat diduga akan berpengaruh besar terhadap gairah belajar matematika. Jika hal ini dibiarkan maka siswa akan semakin tidak menyenangi matematika dan bahkan pada taraf tertentu akan bersikap anti pati pada pelajaran tersebut. Akibat dari itu semua tentu prestasi belajar matematika akan semakin rendah.

Matematika dianggap sangat penting bagi kehidupan manusia. Matematika memiliki keterkaitan dan menjadi pendukung berbagai bidang ilmu serta berbagai aspek kehidupan manusia. Tetapi di sisi lain, matematika juga dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup sulit bagi siswa, bahkan cukup menakutkan bagi beberapa siswa yang lainnya. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran berlangsung hampir 60% diantara para siswa memiliki ketahanan pribadi dalam belajar matematika masih rendah.

Sedikitnya siswa yang mengajukan pertanyaan dan berani menjawab pertanyaan atau menanggapi pendapat temannya, kurang berani mengambil resiko (takut salah), kebiasaan mencontoh pekerjaan temannya dan kurang terlibat aktif dalam kelompok (cemas), merupakan indikasi lemahnya ketahanan pribadi (keuletan) siswa dalam belajar matematika.

Akhir dari rangkaian proses belajar mengajar adalah tes akhir suatu mata pelajaran yang dilakukan melalui Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester atau Ujian Kenaikan Kelas. Di dalam menghadapi Ujian Kenaikan Kelas bagi siswa maka perlu adanya refreshing terhadap materi ajar yang telah diterima oleh siswa selama mengikuti proses belajar mengajar.

Bagaimanakah caranya agar siswa tidak melupakan materi pelajaran yang telah diterimanya agar siswa nantinya siap menghadapi ujian kenaikan kelas yang siap atau tidak siap harus mereka hadapi? Dan bagaimana pula membuat suatu materi ajar agar tidak terlupakan oleh anak didik? Dalam  hal ini guru harus mencari metode untuk mengingatkan segala memori di benak siswa yang telah mereka terima. Dan seorang guru dituntut agar bisa membangkitkan kembali memori itu.
 
Salah satu metode pengajaran yang bisa membuat anak dapat mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka terima adalah model diskusi partisipasi melalui pembelajaran pada kompetensi dasar sebuah mata pelajaran. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan akan membuahkan hasil belajar yang optimal melalui kegiatan belajar yang aktif kreatif dan menyenangkan.

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik  untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

Seorang ahli pendidikan bernama Degeng menyatakan bahwa adanya usaha peningkatan pembangunan dalam bidang pendidikan, mendorong penyiapan tenaga pendidik atau guru yang mempunyai kemampuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mutlak diperlukan. Namun di pihak lain sangat disadari bahwa permasalahan guru kita masih dianggap mempunyai mutu yang rendah. Karena pada kenyataannya menunjukkan bahwa tidak sedikit lembaga pendidikan di Indonesia yang belum dapat menjamin lulusannya memiliki kualitas tinggi.

Kualifikasi guru yang diharapkan dapat memperbaiki mutu pendidikan dalam era pembangunan ialah mereka yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam dua lingkungan besar yaitu sekolah dan masyarakat. Pendapat ini memberi arti bahwa guru yang profesional adalah guru yang mampu menunjukkan performasi mengajar yang tinggi dalam tugasya, dan berinteraksi dengan warga sekolah dan anak didik, sesama guru, staf administrasi sekolah, dan masyarakat di luar sekolah.

Disamping itu guru yang profesional juga diharapkan mampu berkomunikasi dengan orang tua, anak didik, masyarakat sekitarnya dan organisasi atau institusi terkait dengan lembaga pendidikan. Untuk itu dapat menghasilkan guru yang performansinya bagus, maka guru-guru harus memiliki kemampuan dalam bahan pelajaran, profesi, penyesuaian diri, sikap-sikap nilai dan kepribadian.