Wednesday, April 4, 2012

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik  untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
 
Dengan  standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan:

  1. peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;
  2. guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar;
  3. guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya;
  4. orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di sekolah;
  5. sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia;
  6. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

Memperhatikan tujuan yang dikandung oleh mata pelajaran bahasa Indonesia  maka seharusnya pembelajarannya di sekolah-sekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi, menantang dan bermakna bagi peserta didik. Kegiatan belajar mengajar mengandung arti interaksi dari berbagai komponen, seperti guru, murid, bahan ajar dan sarana lain yang digunakan pada saat kegiatan berlangsung.

Dari uraian di atas dapat diasumsikan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia mempunyai nilai yang strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, handal, dan bermoral semenjak dini. Hal yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode yang menarik, menantang, dan menyenangkan.

Para guru sering kali menyampaikan materi bahasa Indonesia apa adanya (konvensional), sehingga pembelajaran bahasa Indonesia cenderung membosankan dan kurang menarik minat para siswa yang pada gilirannya prestasi belajar siswa kurang memuaskan. Di sisi lain juga ada kecenderungan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia masih rendah.

Setidaknya ada tiga indikator yang menunjukkan hal ini. Pertama, siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain. Kedua, siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri. Ketiga, siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang lain. Dan keempat, pembelajaran bahasa Indonesia masih menekankan aspek kebahasaan daripada keterampilan berbahasa yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia sering dianggap sebagai suatu kegiatan yang membosankan, kurang menantang, tidak bermakna serta kurang terkait dengan kehidupan keseharian, Akibatnya banyak kritikan yang ditujukan kepada guru-guru yang mengajarkan bahasa Indonesia, antara lain rendahnya daya kreasi guru dan siswa dalam pembelajaran, kurang dikuasainya materi-materi bahasa Indonesia oleh siswa, dan kurangnya variasi pembelajaran.

Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, akan membuat pelajaran lebih bermakna dan berarti dalam kehidupan anak. Dikatakan demikian, karena 1) adanya keterlibatan siswa dalam menyusun dan membuat perencanaan proses belajar mengajar, 2) ada keterlibatan intelektual emosional siswa melalui dorongan dan semangat yang dimilikinya, 3) adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam mendengarkan dan memperhatikan apa yang disajikan guru.

Oleh sebab itu maka sudah seharusnyalah bagi seorang guru untuk mencari dan melakukan berbagai terobosan cara agar pembelajaran bahasa Indonesia menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).

Perihal: Terobosan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peringkat: 4.5 - Diulas oleh: Unknown